Sering Facebook'an Jadi Gaul Atau Kuper?

Diposting oleh Summer Coffee on Senin, 27 Februari 2012



Banyak orang beranggapan kalau tidak tahu apa itu Facebook berarti orang itu tidak gaul alias kuper (kurang pergaulan). Lalu, apakah benar Facebook bisa menjadikan seseorang jadi gaul dalam bersosialisasi?

Kemudahan mengakses situs jejaring sosial Facebook melalui smartphone membuat komunikasi menjadi mudah. Komunikasi jadi begitu mudah dijangkau, tak terbatas ruang dan waktu. Lalu, termasuk yang mana kamu: punya banyak teman atau malah kuper karena terlalu asyik ‘bermain’ di sosial media? Mari, introspeksi diri.

1. Awas Kecanduan Facebook.
Sebenarnya ada pribadi yang mudah kecanduan, ada pula yang tidak. Namun, terlalu sering menggunakan situs jejaring sosial Facebook juga bisa membuat kamu menjadi kecanduan. Sesuatu disebut candu, bila ada ketergantungan dan dosisnya bertambah setiap hari. Bila dihentikan, akan timbul rasa cemas, gelisah, keringat dingin dan berdebar-debar. Apakah kamu pernah merasakan hal ini? Sebaiknya rubah kebiasaan buruk itu sebelum terlambat!

Berbagai fitur yang menarik dalam jejaring sosial dengan segudang informasi baru tentang pertemanan tentunya menggoda siapapun. Maka, para remaja usia 10-18 tahun pun terjebak di dalamnya. Bahayanya, terlalu asik bermain di dunia maya bisa membuat orang lupa dengan dunia nyatanya. Waspadalah..!!!

2. Generasi Online
Dahulu, internet adalah fasilitas yang mahal, namun kini tidak lagi. Bahkan internet sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat modern. Apalagi ditambah dengan kemudahan yang disediakan smartphone sehingga internet bisa diakses dari manapun.

Generasi online pun lahir. Generasi ini selalu terhubung dengan jaringan internet dan komunikasi melalui online. Bahkan, pengguna facebook di Indonesia saat ini telah mencapai angka lebih dari 35 juta orang. Generasi inilah yang nantinya terancam terkena candu sosial media.

3. Terbentuknya Komunitas.
Sosial media seperti Facebook mempunya dua sisi yang berbeda yakni baik dan buruk. Facebook akan berefek baik jika kita menggunakannya secara tepat, namun juga bisa berefek buruk jika disalahgunakan. Apalagi sekarang sosial media bukan hanya mengenai komunikasi antar teman tapi juga bisa komunikasi antar kelompok.

Coba lihat beberapa kasus yang menyedot perhatian masyarakat, seperti kasus Prita Mulyasari. Facebook digunakan untuk menghimpun suara tidak setuju dengan sikap RS Omni Internasional dan Kejaksaan Agung atas keluhan Prita. Ternyata, kasus Prita mendapat banyak sekali dukungan dari masyarakat melalui sosial media.

Tapi, apabila sosial media itu dijadikan alat sebagai pengadudomba antara suatu kelompok bagaimana jadinya nanti? Kerusuhan pasti akan terjadi dan bisa menimbulkan perpecahan antar kelompok tersebut.

Intinya, jika kamu ingin mendapatkan hal yang baik dari Facebook, maka gunakanlah dengan bijak. Gunakanlah Facebook sewajarnya dan jangan berlebihan karena itu tidak baik.

Salam damai!!

Related Post:

Komentari

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar