Demi Sekolah, Rela Menantang Maut

Diposting oleh Summer Coffee on Rabu, 25 Januari 2012



Menantang maut, mungkin ungkapan ini cocok untuk para siswa SD di Kampung Waru, Desa Sangiangtanjung, Kec. Kalanganyar, Kab. Lebak, Banten. Sebab untuk pergi dan pulang sekolah mereka harus melintasi sebuah jembatan gantung yang miring karena talinya putus. Sungguh sanagt miris.

Tiga murid SD Negeri 02 Sangiangtanjung meniti jembatan miring saat menyebrangi Sungai Ciberang menuju rumah mereka, Selasa (17/1). Kurangnya perhatian Pemda terhadap insfrastruktur di desa ini membuat anak-anak ini bak menantang maut ketika pergi dan pulang sekolah.

Sofiah dan kawan-kawannya mesti bertaruh nyawa untuk bersekolah. Salah melangkah, maka mereka akan terjatuh! Deras arus Sungai Ciberang, Lebak, Banten bisa merenggut hidup mereka. Setiap pagi, Sofiah mesti berjuang untuk bersekolah di SD Negeri 02 Sanghiang Tanjung.

Seperti dikutip Reuters Kamis (19/1/2012), Sofiah mengaku harus menempuh waktu 30 menit lebih lama bila ingin melintasi jembatan yang lain. Pastinya, dia akan berjalan lebih jauh dan telat ke sekolah.

Karena itu, salah satu syarat utama bagi para siswa SD itu untuk melintas di jembatan itu, yakni harus bisa berenang. Bila tidak, jangan coba-coba melintas di jembatan 'maut' itu.


Menurut Kepala Desa Sanghiang Tanjung Epi Sopian, banjir mengakibatkan kerusakan parah pada jembatan itu . Jembatan itu dibangun pada 2001 dan hancur saat diterjang banjir besar beberapa waktu lalu.

Hanya murid yang bisa berenang saja yang berani meniti jembatan yang putus sebelah itu. Sedang yang tidak bisa berenang harus memutar sejauh 6 kilometer. - ANTARA/Asep Fathulrahman/Detik Foto

"Saya hanya ingin bertanya, kemana wakil rakyat kita, adilkah semua ini saat di satu sisi kita melihat kemewahan gedung DPR dengan fasilitasnya???"





mungkin, kelak jika mereka sudah besar, mereka bisa menjadi seperti indiana jones (foto kiri)

Related Post:

Komentari

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar