Nilai Persahabatan=Tukang Ojek

Diposting oleh Summer Coffee on Rabu, 25 Januari 2012

Pada kenyataannya, teman atau orang yang datang ke kita adalah mereka yang sedang membutuhkan kita. Dan kebanyakan, kita akan di lupakan saat semuanya sudah selesai, saat mereka ‘tidak’ membutuhkan kita lagi. Dalam konteks kehidupan yang nyata, kita akan sulit menemukan mereka yang dengan tulus berteman atau sekedar selalu ada buat kita. Yang ada hanyalah mereka yang datang dan pergi sesuka mereka.

Bahkan sampai sekarang, aku tak yakin mempunyai teman. Entah kenapa, aku merasa harga sebuah pertemanan sama halnya dengan harga seorang tukang ojek. Sangat rendah bukan. Dan kini seorang teman seolah olah hanya jadi penjual jasa. Bukankah sangat menyimpang dari arti pertemanan sebenarnya.

Aku tidak ingin munafik, akupun pernah seperti itu. Tapi setidaknya aku lebih sering merasakan jadi seorang teman yang jadi penjual jasa. Di pandang sebelah mata. Bahkan mereka yang mengaku sahabat selamanya berkhianat seolah olah kesalahanku terlampau besar dan tak mungkin memaafkan. Kalau sudah seperti ini aku hanya bisa bertanya pada diriku sendiri, lebih besar mana kesalahan mereka atau kesalahan yang aku pun tak tahu dimana letak kesalahan itu.

So,,, aku cuma ingin berpesan, hargai sahabat kamu, kamu ngga pernah tahu gimana perasaannya saat kamu datang hanya karena kebutuhan. Bukan tulus karena ingin menemaninya. Suatu saat, saat dia uda pergi, kamu akan tahu bahwa kamu kehilangan sosok terpenting dalam hidupmu.


Related Post:

Komentari

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar