Para Katalis Yang Membawa Kembali Kejayaan Juventus

Diposting oleh Summer Coffee on Rabu, 09 Mei 2012

Juventus Scudetto

Gelar scudetto Serie A akhirnya kembali ke kota Turin, ini adalah gelar pertama Si Kekasih Italia Juventus semenjak kasus Calciopoli yang menghancurkan mereka di 2006 silam.

Di bawah arahan Antonio Conte, pria yang pernah menjadi kapten mereka akhirnya Juve bisa menjadi Campione d'Italia, dalam perjalanannya musim ini mereka terbilang spesial, belum sekali pun tersentuh kekalahan hingga musim kompetisi Liga menyisakan satu giornata lagi.

Conte dan para pemain-pemain andalannya, ibarat sosok katalis bagi kembalinya Juve yang besar, kehadiran orang-orang ini mempercepat proses kembalinya Juve disegani di Italia.

Setelah sempat pontang-panting dengan keluar masuknya pelatih macam Claudio Ranieri, Ciro Ferrara, Alberto Zaccheroni maupun Luigi del Neri selepas mereka balik ke Serie A, dan berikut ini para sosok katalis yang layak dikedepankan di perjalanan Si Nyonya Tua musim ini.

Maestro Lini Tengah, Andrea Pirlo

Setahun silam, AC Milan memutuskan bahwa masa-masa terbaik pengatur serangan ini sudah berlalu, dan memilih untuk tidak menawarinya perpanjangan kontrak.

Faktanya, Pirlo lebih banyak menghabiskan musim itu dengan lilitan cedera, sehingga ia jauh dari penampilan terbaiknya, dan kehilangan posisi setelah Milan mendatangkan Mark van Bommel pada bursa transfer Januari.

Setelah 10 tahun bergelimang kesuksesan dengan seragam merah-hitam, Pirlo dipersilakan pergi dengan status free transfer.

Klub tujuan Pirlo mengejutkan banyak pihak, sebab kini ia telah melengkapi karirnya dengan bermain di tiga tim terbesar Italia, setelah menghabiskan masa-masa awal karirnya di Inter Milan.

Ia telah berusia 32 tahun saat bergabung dengan Juventus, yang berniat membangun kembali tim setelah melalui dua musim yang buruk, di mana mereka berturut-turut hanya finish di peringkat ketujuh dan gagal lolos ke kompetisi Eropa.

Gelandang yang rapuh dan menua memang tidak menjadi pilihan utama bagi Milan, namun Pirlo telah menjadi katalis di balik kesuksesan Juve.

Ia telah membuktikan bahwa dirinya tidak kehilangan satu pun andalannya, visi atau jangkauan operannya, dan telah menjadi salah satu pemain terbaik, bukan hanya untuk klubnya, namun di keseluruhan liga.

Pirlo mengatur kecepatan, irama, dan tempo yang dimainkan Juve, dan membawa rekan-rekan setim di sekelilingnya pada permainan, dan meletakkan mereka di posisi yang berbahaya.

Arturo Vidal Menjadi Elemen Penting Juventus Musim Ini

Gelandang Cili ini mungkin menjadi pembelian terbaik Juve di masa pra musim. Operator lapangan tengah yang dinamis dan enerjik ini telah membuktikan nilainya di Bayer Leverkusen di Liga Jerman.

Bagaimanapun, sejarah telah membuktikan bahwa transfer Juve belakangan ini lebih banyak yang gagal, dan pembelian besar terakhir mereka dari klub Jerman, Werder Bremen, terhadap Diego benar-benar merupakan kegagalan.

Setelah awal yang meyakinkan, Diego kesulitan menyesuaikan diri dengan sistem permainan yang berganti dan tanpa mendapatkan peran vital, ia dicampakkan setelah menjalani musim yang buruk.

Dampak yang diperlihatkan Vidal, telah menjadi sukses tersendiri, bukan saja karena banyaknya gol yang ia ciptakan dari lapangan tengah, meski ia termasuk pemain jangkar.

Ia telah menjalin kerja sama apik dengan Pirlo dan juga Claudio Marchisio, dalam formasi tiga pemain tengah yang dipakai pelatih Antonio Conte.

Dan hampir pada tiap pertandingan, Juve mendominasi lawan-lawan mereka di lapangan tengah pada musim ini.

Pelayan bagi para striker tapi tak jarang menjadi mesin gol Juve, Claudio Marchisio

Seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang merupakan pemain lokal, gelandang ini telah memberi kontribusi penting bagi kesuksesan Juventus.

Juve tidak memiliki penyerang dominan pada musim ini, dan fakta bahwa hanya Alessandro Matri, dengan sepuluh gol liga, yang mampu mencapai dua digit, membuat sang penyerang sangat jauh dari posisi pencetak gol terbanyak liga.

Tetapi Marchisio telah mencetak sembilan gol dari lapangan tengah, dan berpadu dengan Vidal, mereka berdua telah menjadi sangat vital.

Faktanya, dua gol Marchisio saat mereka menang 2-0 atas AC Milan pada awal Oktober, adalah salah satu titik balik di musim ini.

Tipe permainan Marchisio serupa dengan gelandang Chelsea, Frank Lampard. Meski ia tidak memiliki kekuatan yang sangat mengagumkan, namun kecerdikan pemain ini telah menjadi salah satu kekuatannya.

Pemahamannya terhadap pertandingan, pengaturan waktu untuk berlari dan menemukan ruang, menjadikan Marchisio seorang master di lapangan tengah.

Gigi Buffon, Pemimpin dibawah mistar sekaligus menjadi benteng terakhir Juventus

Kiper Italia ini absen pada sebagian besar pertandingan musim lalu karena cedera serius, absennya Buffon membuat Juve kehilangan salah satu pemimpin di lini belakang.

Di saat ia tidak begitu spektakuler di musim ini, kehadirannya sangat membawa rasa aman bagi pemain-pemain belakang Juventus.

Pengalamannya telah menjadi sangat penting, sehingga Buffon sering ditunjuk sebagai kapten, di saat kapten utama klub, Alessandro Del Piero, lebih sering menghuni bangku pemain cadangan.

Mengatur para pemain belakang yang berada di depannya, Buffon telah menjadi acuan dan sosok vital pada barisan pertahanan terbaik di liga.

Sumber: Bola.net - Oleh: Alexander Wibowo

Related Post:

Komentari

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar