Otak Lionel Messi Diteliti Profesor Kaliber Dunia

Diposting oleh Summer Coffee on Kamis, 09 Februari 2012

Otak Lionel Messi Diteliti Dua Profesor Kaliber Dunia - Mengapa Lionel Messi selalu tampil cemerlang di setiap laga? Ia mungkin tidak mencetak gol, namun pergerakan dan assistnya tak terbendung oleh 3 hingga 5 pemain belakang lawan. Apa yang berbeda dari otak si komputer?

Baru-baru ini, ada dua ahli ternama yang meneliti ada apa dengan Lionel Messi dari sudut pandang ilmiah. Mereka adalah Norbert Hagemann dari University of Kassel Jerman dan Daniel Kahnemann, seorang psikolog keturunan Israel-Amerika.

Hagemann sudah merilis penelitiannya dalam Champions, majalah resmi UEFA. Dalam penelitiannya, Hagemann menyebutkan bahwa para jenius sepakbola memang memiliki spesialisasi khusus.

Awalnya, ada teori yang menyebutkan bahwa orang seperti Messi memiliki penglihatan yang lebih luas daripada daripada pesepakbola lain. Namun, berdasarkan penelitian, tidak demikian adanya. Yang membedakan adalah cara Messi memandang keadaan. Messi diibaratkan sebagai pecatur yang melihat papan catur tidak hanya berupa 64 kotak, tetapi berupa 8 kelompok kotak yang bisa dirangkai atau dirombak sesuai dengan imajinasi otak.

Gagasan lain coba dikupas oleh Daniel Kahnemann yang meraih hadiah Nobel Ekonomi tahun 2002. Menurutnya, Messi memiliki daya intuisi yang sempurna. Ia mengibaratkan Messi bagaikan pemadam kebakaran yang mengetahui apakah sebuah rumah akan meledak atau tidak hanya dengan melihat keadaan kondisi rumah tersebut.

Pada akhirnya, disepakati bahwa pemain sekaliber Messi adalah seorang “pengambil keputusan” atau pemecah masalah di lapangan. Mereka memiliki sekian cara jitu untuk mengatasi sekian banyak masalah dari pihak lawan.

Kita tentu masih mengingat penjagaan 3-5 pemain lawan yang ekstra luar biasa di first leg perempat final Copa del Rey. Kala itu, Messi yang sempat tak berkutik di babak pertama, langsung menemukan solusi di babak kedua. Bahkan, ia menciptakan assist cantik untuk gol kemenangan Eric Abidal.

Sumber

Related Post:

Komentari

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar