Surat Untuk Bapak Johar Arifin

Diposting oleh Summer Coffee on Kamis, 01 Maret 2012


Wajah persepakbolaan indonesia kembali tercoreng. Untuk pertama kalinya dalam sejarah sepak bola indonesia, indonesia di pecundangi lawan dengan skor telak 10-0! Hebat bukan.

Rasa-rasanya, permasalahan dalam tubuh negara ini semakin pelik, dan tak kunjung selesai. Belum sempat clear isu politik yang terjadi bebrapa waktu belakangan, kini kita di hadapkan pada masalah baru yang sebenarnya sudah lama kami tahu. Bingung bukan. Yap... siapa lagi kalo bukan para politikus yang belindung dalam plakat bertuliskan PSSI. Para politkus penghancur sepak bola indonesia. Aktor utamnya, tentu saja Bapak Johar Arifin Yang Agung.

Bagaimana tidak, saat masyarakat indonesia rindu melihat timnas indonesia berprestasi di ajang nasional maupun intenasional, tapi kini di hadapkan pada situasi yang sulit. Jangankan berprestasi, timnas pulang dengan kekalahan tidak lebih dari satu gol, kita sebenarnya patut bersyukur. Memang bukan rahasia lagi, timnas yang kita bangga-banggakan selalu babak belur dan menjadi lumbung gol dari lawan. Apalagi sejak tongkat estafet di pegang oleh Bapak Johar. Berprestasi No, Hancur Yes. Mungkin itulah moto mereka. Ironis memang, kita di hancurkan oleh orang kita sendiri.

Sungguh sekarang kami dan mungkin seluruh rakyat indonesia seperti di khianati. Bukannya perkembangan dan hasil yang bagus dari timnas indonesia yang di dapat. Tapi seolah inilah titik dimana kehancuran sepak bola indonesia akan di mulai.

Bapak Johar yang terhormat... tidakkah Anda malu melihat kekacauan bin kekisruhan yang telah Anda perbuat? Tidakkah Anda sadar bahwa andalah aktor di balik semua kekacauan ini? Tidakkah Anda sadar bahwa anda tidak lebih baik dari rezim lama Nurdin Halid Cs? Sungguh sebenarnya kami tidak yakin dengan Anda. Dengan dualisme kompetisi. Dengan memecah klub-klub besar macam Arema Indonesia, Persija Jakarta. Apalagi dengan keputusan kontroversi Anda yang sebenarnya jauh dari aturan dalm hal ini statuta. Semakin kesini, dugaan kami semakin menguat bahwa Anda tidak tahu apa-apa tentang sepak bola. Bahkan kami tak yakin apakah Anda bisa menendang bola. Lalu apa sebenarnya tujuan anda berdiri di tempat tertinggi sebagai ketua umum PSSI? Apakah ini hasil dari revolusi yang begitu getol anda dengungkan sewaktu anda terpilih beberapa waktu yang lalu? Dengan membawa indonesia pulang ditelanjangi dengan skor 10-0? Saya katakan Anda berhasil, Anda behasil menghancurkan harapan kami dan seluruh rakyat indonesia.

Teruntuk Bapak Johar Yang Agung... masih belum puaskah Anda melihat garuda ini lumpuh? Apakah anda pikir dengan kain panjang hitam cukup menutupi rasa malu kami atas apa yang terjadi pada timnas indonesia?

Bapak Johar yang terhormat... kami bisa mengerti, mungkin saat ini Anda berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Di hujat kanan kiri, dan mungkin sekarang, anda sedang di tertawakan oleh PSSI-nya negara tetangga yang jauh lebih berhasil ketimbang Anda. Tapi bukankah ini peluang untuk Anda turun dan menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan PSSI pada mereka yang lebih baik dan mendukung kemajuan persepakbolaan negeri ini?

Lagi-lagi, untuk Bapak Johar yang terhormat... mimpi kami banyak, sepak bola sekarang bukan lagi hanya soal hoby. Melainkan sudah menjadi harga diri.
Kami hanya ingin melihat timnas indonesia bermain baik dan tidak memalukan di setiap laganya. Untuk juara, buat kami nomor kesekian, kami tidak peduli. Tapi pada kenyataanya, mimpi kami tidak pernah terwujud. Sekarang garuda telah kehilangan sayapnya. Di hantam dari kanan dan kiri. Di terjang dari bawah sampai atas. Harga diri bangsa indonesia di injak-injak oleh negara lain. Semua karena kebodohan anda!!!

Bapak Johar yang terhormat... tidakkah Anda mendengar suara hati kami, suara rakyat indonesia? Tidakkah Anda kasihan melihat kami, melihat rakyat indonesia, melihat suporter indonesia datang berbondong-bondong ke stadion hanya untuk melihat timnas indonesia menjadi lumbung gol lawan-lawannya?

Kami tahu, tidak ada yang mudah menjadi pemimpin. Tapi bukankah Anda telah terpiih? Harusnya tanggung jawab ini sudah anda renungkan jauh-jauh hari bukan? Tapi, sekali lagi kami salah menggantungkan harapan kami pada Anda. Dan kini kami sadar, Anda tidak lebih dari penghancur sepak bola indonesia!.

Akhir kata, kami hanya meminta anda merenungkan semua. Kekacauan ini, kekisruhan ini. Bukankah lebih baik jika anda mundur sebagai kesatria dari jabatan anda sekarang dan menyerahkan tongkat kepemimpinan pada mereka yang memang mampu membuat indonesia menjadi macan asia lagi? atau paling tidak lebih baik dari ini?

Related Post:

Komentari

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar